Dua Puluh Lima Agustus

Khalisah Khalid

Aku suka tanggal Dua Puluh Lima Agustus, sangat suka. Karena di hari itu, selalu ada banyak makanan, kado dan doa tentunya, yang selalu mengalir untukku tanpa syarat. Kecupan di pagi hari, biasanya meluncur di keningku tanda syukur dari ibu yang melahirkan aku di tanggal itu. Pikir-pikir, romantis juga ibuku. Hihihi….. Aku senang di tanggal itu, terlebih saat membuka kado, kakek selalu dan selalu memberikan aku kado walaupun terlalu sering kadonya barang-barang yang tidak aku sukai, tetap saja aku senang.

Nasi uduk, selalu dengan setia menemaniku di tanggal itu. Teman-temanku suka “meledek”, orang Betawi mengganti kue ulang tahunnya dengan nasi uduk. Ibuku berpikir sederhana, kalau nasi uduk bisa dimakan banyak orang dan mengenyangkan, iya kan? hehehe,…. Selalu dan hampir selalu ibuku membuatkan nasi uduk untuk bersama-sama kumakan dengan teman-teman. Aaah, ibuku memang paling top sedunia. Nasi uduknya, hmmmm, eunak tenaaan.

Pernah ada satu kali, kue ulang tahun menemani di tanggal itu yang disiapkan teman-temanku, dan sudah bisa diduga kue ulang tahun berubah jadi bahan untuk saling melempar kue. Pun demikian, aku tetap bahagia dan kami semua tertawa. Dua puluh lima Agustus, selalu indah bagiku.

Semua kebaikan, kesehatan dan kebahagiaan menjadi doa yang mengalir untukku tanpa syarat dan tak pernah kurang sedikitpun, tak pernah dari orang-orang terdekat dan teman-teman. Rasanya seluruh kebaikan isi bumi, seperti kata temanku memelukku dengan erat. Sungguh, dihari yang kusuka ini aku ingin membagi semua kebaikan yang ada di bumi bagi seluruh ummat manusia.

Kini, waktu itu kembali lagi dan aku menantikannya sejak beberapa hari sebelumnya. Kala semua kebaikan seluruh bumi mendekapku dalam damai. Bagiku, bertambah usia itu indah, seperti tumbuhnya benih padi yang menguning dan memberikan harapan hidup bagi banyak orang. Setiap tahun selalu ada yang istimewa, meskipun juga kehilangan beberapa hal yang istimewa. Kado kakek sudah dua tahun ini tidak menyambangiku, sejak Beliau pergi menghadap penciptanya. Juga sempat merasa sendiri di dua puluh lima agustus tahun 2006 di Bali, namun lagi-lagi teman-teman menyemarakkan hari itu dengan doa, tawa dan lagu dan meyakinkan bahwa aku tidak akan pernah sendiri dan sepi.

Tahun ini, aku menjumpai lagi tanggal itu bersama dengan seseorang yang telah masuk dan menemani hari-hariku, dan mulai tahun ini aku mendapatkan kado kecupan darinya dan doa yang tak pernah habis. Semoga, kata yang tak pernah lepas dari harap.

Dunia virtual pun begitu adanya di tahun ini, teman-teman mengirimkan doa yang terus menerus lewat facebook, email dan sms. Terima kasih, doa yang tak pernah habis selalu menemani hari-hariku selama ini dan sepanjang tahun-tahun mendatang. Aaah, aku selalu menantikan dua puluh lima Agustus itu datang lagi dan masih bersama orang-orang yang kucintai. Amiiin…..

0 comments: