Gadis Itu Amirah

Oleh: Dwi Cahyanti
Siswi SMK TI Airlangga Samarinda

Sangat jauh langkahnya,akhirnya kini menepi di sebuah kota yang asing baginya. Gadis itu tak bergeming dalam lamunannya,ketika seorang ibu tua menggendong anaknya yang masih kecil. Pikirnya apa yang sedang di lakukan oleh ibunya di rumah. Gadis itu Amirah,siswa lulusan SMA ternama. Saat ini ia sedang melarikan diri dari rumahnya hanya karena orang tuanya melarang apa yang ia inginkan.Amirah ingin sekali menjadi seorang pengacara, ia berharap dengan begitu ia bisa membela hak orang-orang yang tak berdaya. Amirah adalah seorang anak yang temperamental, namun memiliki hati yang baik. Kali ini hal yang di lakukannya memang keterlaluan. Kejadiannya bermula ketika Amirah dan ayahnya membicarakan tentang sekolah lanjutannya. Ayahnya ingin ia menjadi seorang perawat,akan tetapi Amirah terus bersikeras ingin menjadi seorang pengacara. Puncaknya,esok harinya ketika hari masih subuh secara diam-diam ia melarikan diri dari rumah.Sontan pagi itu di rumah keluarga Amirah menjadi panik.


Masih dalam lamunnya,sesaat kemudian ada seorang anak jalanan yang mengamen di dekatnya. Dengan rasa iba,Amirah menyodorkan selembar uang seribuan. Anak jalanan itu kemudian berterima kasih padanya dan duduk di dekat Amirah. Mereka mulai saling berbicara,ketika itu ia mulai berpikir bagaimana bertahan hidup jika tidak mempunyai pegangan apa-apa. Tanpa basa-basi Amirah bertanya pada anak jalanan itu yang ternyata bernama Anton mengenai pekerjaan yang bisa Amirah lakukan. Mulanya Anton merasa heran,bagaimana bisa seorang gadis yang terlihat dari cara berpakaiannya seperti orang berada bertanya tentang pekerjaan kepadanya. Namun Anton tidak mau ambil pusing,ia menyuruh Amirah dating ke tempat agen Koran dan melamar pekerjaan sebagai pengantar Koran pada Amirah. Amirah sedikit ragu apa ia bisa menjadi seorang pengantar Koran,tapi tidak apalah saat itu pikirnya. Karena tidak ada pilihan lain,saat ini Amirah hanyalah seorang gadis lulusan SMA. Ia tak bisa berharap banyak pada pendidikannya. Ia mulai melamar pekerjaan pada agen Koran yang di beri tau Anton. Tak hanya itu ,Amirah juga bertekad memulai kehidupannya dari nol. Sekarang ia tinggal di kos-kosan teman sekolahnya di SMA. Pagi saatnya bagi Amirah mengantar Koran, setelah itu ia bekerja di sebuah percetakan menjadi bagian administrasi. Kini ia mulai menata hidupnya,mencari bantuan beasiswa untuk kuliahnya. Amirah tak ingin walau ia tidak hidup dengan orang tuanya lantas pendidikannya bisa putus.

Ketulusan mirah dan teman-teman di kampusnya membuat mereka membangun sebuah sekolah. Sekolah ini di peruntukan untuk para anak jalanan dan anak putus sekolah,tidak terkecuali Anton yang dengan baik menolong Amirah .Mereka melakukannya tanpa pamrih, Amirah kini menjadi seorang yang lebih matang menghadapi hidupnya. Walau pergi dari rumah dengan kesan yang tak baik terhadap keluarganya, ia bertekad suatu hari nanti ia kembali dengan keberhasilan. Di alain sisi ayah dan Ibu Amirah yang cemas dengan kepergian amirah hanya bisa selalu berdoa dan berharap untuk keselamatan anak mereka. Ayah Amirah menyadari bahwa apa yang menjadi keinginan seorang anak adalah hal yang terpenting. Orang tua amirah tak dapat menemukannya,karena Amirah tidak berada di kota tempat orang tuanya tinggal. Untuk Amirah ia mulai menyukai hidupnya,karena selain menjadi seorang mahasiswa di jurusan hukum. Kebutuhannya juga lebih terpenuhi karena Amirah rajin menabung dan menggunakan uangnya dengan baik. Tapi bagaimanapun ia tetap merasa gelisah . amirah begitu merindukan keluarganya yang selama ini di tinggal pergi olehnya. Terkadang ia menyesali apa yang terjadi pada dirinya,tidak sepantasnya ia menentang ayahnya walau itu harus melepas mimpinya. Semua masalah bisa di selesaikan dengan baik-baik,dengan begitu ia tak perlu pergi dan meninggalkan keluarganya. Yang terjadi tak bisa kembali,waktu terus akan berputar. Apa yang ada sekarang harus ia jalani dengan penuh semangat.

Siang itu ketika matahari sedang terik-teriknya,Amirah duduk di bangku taman sembari memperhatikan orang-orang yang lalu lalang di jalanan. Tak lama kemudian Anton dating,saat itu Amirah tahu dalam lelahnya Anton seperti menyimpan sesuatu yang tak bisa ia katakan. Sama seperti Amirah,Anton hanya menyapa Amirah kemudian memandang jalanan. Amirah yang tidak enak dengan sikap Anton yang berbeda, maka ia mulai bertanya pada Anton. Awalnya Anton mengelak dengan alasan sekarang ia hanya merasa capek saja. Amirah terus mendesak hingga akhirnya ia mulai bicara. Dengan mukanya yang terlihat sedih,ia mulai bercerita. Rupanya Anton merasa bingung dengan keadaan ibunya yang sedang sakit,sementara ayahnya hanya menjadi seorang kuli. Kehidupan mereka yang susah membuat Anton dan keluarganya tak bisa berharap banyak pada kesembuahan ibunya. Amirah merasa sedih sekali,ia member semangat kepada Anton dan berjanji berupaya membantu sebisanya.

Esoknya ketika sedang diskusi organisasi bersama teman-temanya, Amirah memberitahukan perihal kesulitan yang di alami oleh keluarga Anton. Spontan seluruh teman-teman amirah menyetujui untuk membantu keluarga Anton dengan memberikan sumbangan. Sungguh mulia perbuatan yang di lakukan Amirah dan teman-temannya. Setelah itu mereka datang ke rumah Anton dan mengajak ibu Anton ke rumah sakit. Anton begitu bahagia sebab ibunya kini bisa di rawat di rumah sakit.Anton begitu berterima kasih pada Amirah dan teman-temannya. Saat berada di rumah sakit ternyata Amirah melihat ibunya,ada banyak keraguan dalam hatinya untuk bertemu dengan ibunya. Namun amirah berusaha mencari tahu apa yang di lakukan ibunya di rumah sakit pada seorang suster. Suster berkata pada amirah bahwa ibu yang ternyata ibu Amirah sedang menunggu ayahnya yang sedang sakit. Mendengar hal itu Amirah sangat sedih dan menyesal terhadap yang telah di lakukannya selama ini.

Ia bertekad kuat untuk tetap pada pendiriannya,untuk mengejar cita-citanya. Tapi semua ini tidak semudah harapannya. Amirah terus merasa bersalah pada keluarganya. Hingga pada suatu hari dengan tekad yang bulat ia dating ke rumah sakit tempat ayahnya di rawat. Seluruh anggota keluarga yang berada di ruangan ayah Amirah merasa bahagia oleh kedatangannya. Mereka tidak peduli tentang apa yang telah terjadi, mereka hanya bersyukur karena Amirah dalam keadaan baik-baik saja. Ayahnya merasa bahagia hingga menangis ketika Amirah mencium tangan ayahnya dan menangis meminta maaf pada ayahnya. Akhirnya Amirah menceritakan tentang pengalamannya selama pergi dari rumah. Mendengar hal itu ayah amirah hanya bisa berkata bahwa ia bangga pada anak perempuannya itu yang bernama Amirah. Oleh karena itu ayahnya Amirah menyetujui apa yang menjadi cita-cita amirah selama ini. Amirah sangat bahagia karena sekarang ia tak perlu bersikeras melakukan berbagai hal yang ingin ia lakukan. PAda akhirnya kehidupan yang indah bersama keluarga dan teman-temannya telah di genggam oleh Amirah. Gadis yang ceria dan baik itu Amirah.

0 comments: